Matrikulasi dan Diskusi
Pekan ke 6
Selasa 4 Juli 2017
🏠
🌻
🌼
Pekan ke 6
Selasa 4 Juli 2017



Assalamualaikum semangat pagi teman" tersayang
😊

Apakabar?
Hari ini kelas matrikulasi IP aktif aktivitas lagi ya..
Yang masih ditempat Mudik, liburan pekan ini makin bergizi ya sembari belajar kembali.
Yang tidak Mudik atau sudah kembali, mari "kosongkan gelas" kembali
🌼
🌼
Yang tidak Mudik atau sudah kembali, mari "kosongkan gelas" kembali






Institut Ibu Profesional
------ *IBU MANAJER HANDAL KELUARGA* -----
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?



Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
.



Ibu Manajer Keluarga
Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*
*Saya Manager Keluarga*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.




Menangani Kompleksitas Tantangan
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_
*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.
Perkembangan Peran
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
SEKEDAR MENJADI IBU
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.

Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.

Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN:
Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015
Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017
Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009
==================
DISKUSI MATRIKULASI
==================
#tanya_anonim
"Apakah penting pakaian rapi?"
DISKUSI MATRIKULASI
==================
#tanya_anonim
"Apakah penting pakaian rapi?"

penting mbak, bagi saya untuk berpakaian rapi di depan anak anak dan suami
menunjukkan bagaimana saya siap bertempur
☺


Mengerjakan aktivitas domestik, seringkali membuat kita *sibuk yang tak berkesudahan*; mencuci baju, piring, masak, jemur baju, setrika



_ini tentang manajemen waktu_
Baik ibu bekerja di ranah publik, maupun domestik wajib punya *list aktivitas harian* _daily activity_, jika tak mau terjebak dalam shallow work (ingat ya tentang materi ini)
Saya menilai pertanyaan ini seupaya meyakinkan diri; sampai level mana kerapihan menurut saya? Menurut suami? Menurut anak?
Kemudian ada pertanyaan ini
1) Tanya-anonim
Mengapa baju rapi penting?
Saya balik dengan pertanyaan:
Menurut siapa baju rapi itu penting?
Apakah baju rapi itu penting?

Rapi?
PENTING
Saat terdengar pintu dan suami plg, sy bergegas ke kamar merapikan ramput. Krn pernah suatu hari dl krn suami komentar "Rambut nya tu lo Mah, kayak singa"
😩
🙈


Sejak itu, bisa ditebak sisir mjd penting
😁... Nah pernah nginap drmh mertua lupa mbawa hadeuh kerudungan teus.

Baju Rapi, artinya bkn kudu kyk kantoran. Tp setidaknya penampilan bersih tdk tercium aroma bawang atw asap ikan
😅 jangn pake baju sembrono apalg didpn anak. Baju rumahan itu wajib berlengan dan panjang smpe bwh lutut. Jd paha " u can see" no way.

Baju Rapi wlwpun dirumah penting bagi sy utk suami dan sbaliknya..
🍒


Terliat pertanyaan sepele, tapi saya pernah mengalami;
"Saat hamil tua, saya terserang malas untuk setrika, duduk lesehan aja, punggung berasa sakit"
Saya tidak segera mendelegasikan pekerjaan setrika ke laundry, tapi membiarkannya menumpuk sehingga suatu hari suami pulang mendapati kamar sebelah penuh tumpukan baju belum disetrika.
Bagi suami yang bahasa kasihnya adalah pelayanan, melihat hal tsb, syok beliau, dan langsung menyetrika baju" tsb.
Sejak kejadian itu, saya delegasikan baju ke laundry, sehingga kebutuhan baju rapi teratasi, saya pun bisa melakukan aktivitas lain yang *suka dan bisa*
Yess, jadi samakan persepsi tentang kerapihan ini, minimal sama suami.

Kalo menurut saya, baju rapi itu seperti menjadi satu dari sekian banyak cara2 kita untuk bersemangat 'bekerja' dirumah. Seringkali kita bosan dengan rutinitas, merasa apa yang sudah dilakukan itu biasa2 saja. Baju rapi adalah salah satu upaya meningkatkan rasa semangat dan ... apa ya.. gairah kita untuk mengelola rumah tangga ..

Jadi semangat lagi ya mengerjakan aktivitas rutin

Saya seringkali pakai baju bagus, baju bepergian di rumah untuk menaikkan mood
😊

Ibu profesional itu menurut saya adalah ibu yg menghargai dirinya salah satunya grooming ; memperhatikan kerapihan penampilan
0 comments:
Posting Komentar